Lepongannews.com-, Luwu Raya – Mantan Kepala Desa (Kades) Bolong, Kecamatan Walenrang Utara, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan Gasalih Masyhur, saat berbaur bersama warga, baru-baru ini.
Langkah besar diambil Gasalih mantan Kepala Desa Bolong, memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai anggota legislatif (caleg) DPRD Luwu dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem) di Daerah Pemilihan 5 meliputi Kecamatan Walenrang Utara, Lamasi dan Kecamatan Lamasi Timur dengan nomor urut 2 (dua).
Dorongan kuat dari warga dan hitung-hitungan politik yang cermat, Gasalih akhirnya mantap diri mengambil tantangan yang lebih besar diniati sebagai sarana ibadah dan dikarenakan adanya dorongan masyarakat yang kuat.
“Saya dianggap sukses menjadi kades dua periode. Menjadi kades itu ruang lingkupnya hanya satu desa. Supaya cakupan layanan saya lebih luas dan didorong warga di tiga kecamatan tersebut yang kuat, akhirnya milih nyaleg. Warga di sekitar Dapil 5 tentunya juga ikut mendorong dan menjadi pertimbangan saya,” jelas Gasali saat konsolidasi di rumahnya bersama tokoh-tokoh masyarakat, Kamis 28 Desember 2023.
Gasalih menyadari menjadi caleg tantangannya lebih besar daripada menjadi kades. Dia melihat kades dan DPRD itu sama-sama jabatan politik, namun memiliki tantangan yang berbeda. Dia mengaku siap dengan tantangan itu.
Gasalih memilih Nasdem sebagai kendaraan politiknya tentu dengan berbagai pertimbangan.
Pengalamannya sebagai kades dua periode dianggapnya menjadi bekal cukup untuk memenangkan hati rakyat. Selama menjabat kades, Gasalih mengklaim warga sudah memahami karakter dan metode kepemimpinannya. Ia menilai warga puas dengan gaya kepemimpinannya sehingga muncul dorongan kuat untuknya maju nyaleg.
“Pola kepemimpinan saya itu transparan, proaktif dalam komunikatif yang dia miliki. Warga di Desa Bolong sudah tahu sosok Kades Bolong. Saya berani nyaleg itu juga sudah survei,” terangnya.
Bicara soal modal, Gasalih lebih mengandalkan modal sosial walaupun tidak mengesampingkan modal finansial. Dia menerangkan kebutuhan modal itu secukupnya, tanpa menyebut nominal. Yang terpenting, menurutnya, dukungan masyarakat. Kalau warga mendukung, kata dia, sudah menjadi kekuatannya.
“Banyak orang yang simpatik tanpa meminta imbalan apa-apa. Ya, seperti relawan. Mereka tidak punya kepentingan apa pun,” sebutnya.
Ia tak mengiyakan maupun membantah kabar yang menyebutkan butuh dana ratusan juta untuk nyaleg, bahkan untuk menjadi kades sekalipun. Saat menjadi kades dua periode itu, Gasalih mengaku seolah-olah tidak modal duit, lebih pada modal kepercayaan masyarakat.
Dia mengatakan berani buka-bukaan karena niatnya sedekah sesuai kemampuannya. “Jadi masyarakat ikut memikirkan untuk membantu saya,” jelasnya.
Pewarta: Yustus
Komentar