oleh

Butuh Kolaborasi dalam Penerapan Smart City, Ini Dilakukan Luwu Utara

-News-4 views

LEPONGANNEWS, LUWU UTARA – Smart city atau kabupaten/kota pintar adalah kabupaten yang dapat mengelola berbagai sumber dayanya secara efektif dan efisien untuk menyelesaikan berbagai tantangan kabupaten/kota menggunakan solusi inovatif, terintegrasi, dan berkelanjutan untuk menyediakan infrastruktur dan memberikan layanan-layanan kabupaten yang dapat meningkatkan kualitas hidup warganya, dan menjadi kebutuhan pengembangan oleh suatu pemerintahan dalam mendukung penguatan peran pelayanan publik.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Komunikasi Informasi SP (Kominfo) Luwu Utara Arief Rasyid Palallo pada media ini, Selasa (14/6/2022) bahwa, penerapan masterplan smart city di Kabupaten Luwu Utara (Lutra) membutuhkan kolaborasi dari semua pemangku kepentingan, bukan kompetisi agar terwujud masyarakat yang cerdas.

” Kolaborasi sebagai kata kunci untuk mendorong pemanfaatan teknologi dalam pembangunan di berbagai lini,” sebut Kadis KominfoSP Lutra.

Smart city bertujuan yakni, mewujudkan kabupaten yang berjuluk Bumi Lamaranginang yang cerdas dalam melakukan pelayanan terhadap masyarakat hingga mampu menjadikan masyarakatnya lebih sejahtera.

Perwujudan pelayanan yang semakin cerdas ini, salah satunya dengan pemanfaatan teknologi dalam menjawab tantangan maupun peluang yang dihadapi Kabupaten Lutra.

Kerja sama dilakukan dengan mitra untuk bisa membangun wacana serta meningkatkan kapasitas, saling bertukar informasi dan pengalaman dalam pengembangan smart city.

” Skema Kolaborasi atau Pentahelix itu yakni, pemerintah, kampus pengusaha, komunitas, NGO, dan wartawan, bahkan melibatkan masyarakat itu sendiri sebagai bahagian dari pola kerja kplaborasi yang memang Bupati Indah Putri Ondriani selalu tekankan dalam berbagai kesempatan,” terang Arief.

Kadis KominfoSP berharap masterolan Smart City ini nantinya tidak dijadikan sebagai dokumen pajangan tanpa ada implementasi dan langkah tindak lanjutnya.” Intinya, bagaimana enam dimensi smart city terlaksana dengan baik, tidak sekadar menjadi dokumen yang tak bisa dieksekusi,” harap Arief R Palallo.

Kolaborasi pentahelix yang dimaksudkan Kadis Kominfo adalah, bagaimana semua pihak bisa saling berbagi, saling menginspirasi satu sama lain, dan semua persoalan dengan harapan adanya solusi demi kesuksesan.

Untuk diketahui bahwa, penyusunan masterplan smart city di Bumi Lamaranginang ini, akan dibagi enam dimensi yakni, smart governmdnt, smart branding, smart economy, smart living, smart society and smart city menjadi fokus Lutra.

Ada beberapa tantangan yang perlu diselesaikan untuk bisa mewujudkan smart city yaitu, persoalan kepemimpinan, sumber daya manusia, inovasi, kreatif.
Hal itu penting karena dibutuhkan kemauan dari pimpinan daerah untuk mengadopsi smart city. Jika sudah ada, harus juga didukung oleh sumber daya manusia yang mumpuni.

Selain itu, untuk mewujudkan smart city juga harus memperhatikan sejumlah aspek, seperti keamanan, regulasi, teknologi, infrastruktur dan anggaran. Jangan sampai penerapan smart city yang dilakukan sebuah daerah menjadi sia-sia karena melanggar regulasi yang ada serta tidak mempergunakan teknologi yang tepat guna.

” Untuk mewujudkan kota yang pintar, berkualitas, berdaya saing berbasiskan teknologi dan inovasi, tentunya perlu mengembangkan sumber daya manusia kota yang handal dan berdaya saing,” jelasnya.(megasari/yus)

Komentar