Lepongannews.com, KENDARI – ACCESS Branding adalah tools atau alat perencanaan strategis dan sekaligus penilaian standar tata kelola dan kualitas pelayanan sebuah Credit Union. ACCESS sendiri adalah singkatan dari A-1 Competitive Choices for Excellence in Service and Soundness. Jadi secara sederhana, ACCESS Branding adalah sertifikasi terhadap sebuah Credit Union.
Sejak tahun 2005 sertifikasi Access Branding telah disosialisasikan oleh Asian Confederation of Credit Union (ACCU) kepada Credit Union. Selaras dengan penilaian kinerja Balanced Scorecard, ACCESS Branding mengukur empat perspektif pelayanan dan kesehatan CU, yaitu: Perspektif Keuangan, Perspektif Anggota, Perspektif Bisnis Internal dan Perspektif Pembelajaran & Pertumbuhan. Keempat perspektif tersebut terurai ke dalam 86 indikator penilaian.
Credit Union Mentari Kasih Kendari Sulawesi Tenggara pada tanggal 28 Juni 2025 menjalani audit merek ACCESS pertamanya, sebuah evaluasi komprehensif dibawah kerangka Asia Confederation of Credit Unions (ACCU) untuk keuanggulan institusi.
Hal tersebut disampaikan Prof.Dr.Ir Yulius B Pasolon Ketua Pengurus CU Mentari Kasih Kendari pada media ini, Senin 30 Juni 2025 melalui anggota pengurus Elieser Dualembang bahwa, audit menilai kerjasama di empat perpektif kunci yakni, keuangan, pelanggan anggota, bisnis internal, dan pembelajaran serta pertumbuhan.
Di audit tersebut menyoroti kekuatan dalam stabilitas keuangan, manajemen resiko, dan arah strategid. Khususnya credit union mempertahankan rasio kenakalan yang sehat dibawah 5% selama empat tahun berturut-turut dan memegang modal institusional bersih yang kuat sebesar 11,15% melampaui standar internasional.
” Untuk area pengembangan seperti meningkatkan pengalaman anggota, meningkatkan komunikasi internal, dan berinvestasi dalam pelatihan staf, diindentifikasi sebagai peluang strategis untuk perbaikan berkelanjutan,” sebut Elieser.
Prestasi ini, lanjutnya menempatkan CU Mentari Kasih sebagai koperasi yang terpercaya dan kompetitif, siap memberikan nilai yang lebih besar kepada 10.435 anggota dengan aset Rp.187.789.799.900.
Dan pengurus ada 7 orang yakni, Yulius B Pasolon sebagai Ketua, Yosep D Ruruk, Casimirus Sado, Lisbeth Tandumay, Elieser Dualembang, Hirodemus, dan Marsel Mari.
Sedang Pengawas 3 orang, Ketua Teo Leka, Alfrida Patabang dan Simon La Kosi. Sedang Helent Supit, Geral Manager.
Proses meningkatkan kualitas pelayansn ini juga bertujuan untuk mendorong CU agar terus meningkatkan kualitas pelayanan kepada anggota.
“Setelah kegiatan pemaparan, rekomendasi yang disampaikan menjadi tanggungjawab kita bersama, pengurus, pengawas, komite, GM dan deputi serta manajer-manajer KP-KCP untuk melaksanakannya,“ terang Ketua Pengurus Cu Mentari Kasih.
Jadi, ACCESS Branding bukan sekedar penilaian yang menitikberatkan pada sarana prasarana, kelengkapan administrasi, pertumbuhan aset dan aspek kasat mata lainnya. ACCESS Branding merupakan penilaian yang holistik sampai kepada kinerja Credit Union sebagai sebuah gerakan dan kepemimpinan orang-orang yang terlibat dalam gerakan Credit Union.
Upaya lainnya untuk menerapkan tata kelola berbasis ACCESS Branding dan upaya menuju CU yang terintegrasi adalah membuat manual operasional, manual procedure, digitalisasi CU, standarisasi struktur manajemen dan nama-nama personil manajemen, dan sharing sumber daya manusia.
Menyikapi penting digitalisasi menuju CU modern, PUSKOPCUINA juga mengembangkan saluran digitalisasi dengan nama aplikasi ESCETE. ESCETE terdiri dari 3 layanan, yakni core banking, mobile CU dan market place untuk pemasaran produk anggota. Digitalisasi dalam ESCETE ini bagian dari implementasi tata kelola berbasis ACCESS Branding, bukan semata-mata masuk ekosistem digital.
Dari sisi CU, dengan digitalisasi akan membuat proses bisnis menjadi lebih efisien, efektif, cepat, tepat dan menguntungkan. Digitalisasi juga akan mengurangi beban kerja manajemen, terutama bagian frontliner, seperti kasir karena anggota bisa menyetor langsung melalui aplikasi, bahkan anggota dapat mengajukan pinjaman secara online, dan langsung dapat dicairkan – khususnya pinjaman dibawah simpanan. Tentu beban kerja bagian kredit juga berkurang.
*** Eliezer/Yustus
Komentar