oleh

Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia Dan Kebudayaan RI, Jelsi Natalia Marampa, SKM, MKKK Melakukan Bimbingan Teknis, Monitoring Dan Evaluasi Di Provinsi Sulawesi Selatan.

-News-3,240 views

Lepongan News – Toraja Utara-Asisten Deputi Ketahanan Gizi dan Promosi Kesehatan Kementerian Koordinator
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Jelsi Natalia Marampa, SKM, MKKK melakukan
Bimbingan Teknis dan Monitoring dan Evaluasi di Provinsi Sulawesi Selatan.

Ibu Jelsi Natalia Marampa saat Melakukan Kunjungan ke desa lokus stunting tertinggi yakni Lembang Marinding serta dialog
dengan keluarga dan balita stunting

Di jelaskan oleh Jelsi Natalia Marampa  yang ditemui media ini saat kegiatan berlangsung, bahwa Pemilihan lokasi Bimbingan teknis dan Monitoring Evaluasi percepatan penurunan Stunting di fokuskan di
kabupaten” yang mempunyai angka prevalensi stunting yang masih tinggi. Kegiatan ini dilakukan sesuai undangan dari Kepala Dinas kesehatan provinsi Sulawesi Selatan

Kegiatan tersebut dilaksanakan pada  di dua kabupaten yakni Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara pada 18-19 Juli 2022.

Kabupaten Tana Toraja Lanjut Jelsi, Mempunyai angka prevalensi stunting 29.2% dan Toraja Utara dengan prevalensi stunting 32,6 %. angka ini
masih termasuk kategori tinggi menurut WHO,  sehingga  sesuai arahan Presiden, kita harus mampu
menurunkan angka prevalensi stunting mencapai 14 % tahun 2024. Untuk mencapai target
14 % tersebut, provinsi Sulawesi Selatan telah menetapkan target 18,9 % tahun 2023 dan
turun menjadi 14 % tahun 2024 jelasnya.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Tim Stunting Sulawesi Selatan yang terdiri dari Kepala Bidang
Kesehatan Masyarakat, Bapppeda Sulwesi Selatan, dan Poltekkes Makassar sebagai
perwakilan perguruan tinggi.

Hadir juga peserta dari Kab. Tana Toraja yang terdiri dari Tim Percepatan Penurunan
Stunting Kabupaten Tana Toraja, Tim Percepatan Penurunan stunting keamatan, Tim
Percepatan Penurunan stunting desa, Kepala Puskesmas dan Para Kepala OPD Kab Tana
Toraja.

Kegiatan Bimbingan Teknis dan Monitoring dan Evaluasi di Kabupaten tana Toraja Provinsi
Sulawesi Selatan meliputi :

Rapat koordinasi dengan semua OPD di Kabupaten Tana Toraja
-Penyerahan secara simbolis alat antropometri kepada Dinas kesehatan Kab Tana
-Toraja oleh Asisten Deputi Ketahanan gizi dan promosi kesehatan kemenko PMK
-Kunjungan ke desa lokus stunting tertinggi yakni Lembang Marinding serta dialog
dengan keluarga dan balita stunting
– Selain melakukan Bimbingan teknis dan Monitoring Evaluasi pelaksanaan
percepatan penurunan stunting di Kabupaten Tana Toraja, Asisten Deputi Ketahanan
Gizi dan promosi Kesehatan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan
kebudayaan menyempatkan melakukan advokasi kepada Bupati Toraja Utara yang
pada kesempatan ini diwakili oleh Wakil Bupati Toraja Utara Frederik Palimbong
selaku Ketua Tim percepatan penurunan Stunting Kabupaten Toraja Utara yang
didampingi oleh Kepala Dinas KB Kabupaten Toraja Utara dr. Lina Rombe

lebih lanjut dijelaskan oleh Jelsi Natalia Marampa yang juga adalah sebagai Asisten Deputi Ketahanan Gizi dan Promosi Kesehatan Kementerian Koordinator
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI,  bahwa tujuan advokasi kepada Kabupaten tana Toraja adalah untuk meningkatkan pembangunan
kesehatan di Toraja Utara khususnya dalam upaya percepatan penurunan stunting dari 32.6
% menjadi 14 % tahun 2024. Perlu komitmen yang tinggi dari Pemerintah Daerah dalam
percepatan penurunan stunting di daerahnya tegasnya.

Permasalahan stunting saat ini, lanjut Jelsi, masih menjadi tantangan kita bersama, tidak hanya di
Indonesia tetapi juga di seluruh dunia khususnya di negara-negara berkembang. Indonesia
masuk dalam katagori tinggi prevalensi stuntingnya yakni 24.4 % (SSGI 2021). Meskipun
sudah mengalami penurunan selama satu dekade ini, namun masih diperlukan upaya yang
sungguh-sungguh dan dengan komitmen bersama dari seluruh komponen agar terjadi
penurunan 3,35% per tahun sehingga tercapai target 14% tahun 2024 sesuai target yang
telah ditetapkan Presiden .

Sehingga dalam upaya percepatan penurunan stunting, Gubernur Sulawesi selatan telah membuat
suatu terobosan “Pengangkatan Tenaga Gizi pendamping Desa“ dengan pembiayaan APBD, Provinsi Sulawesi Selatan yang telah ditempatkan pada kabupaten/kota dengan jumlah
stunting tinggi termasuk Tana Toraja dan Toraja Utara.

Pada kesempatan ini sama juga dilakukan kunjungan ke salah satu Lembang dengan angka
stunting Tinggi yakni Lembang Marinding dimana terdapat 50 balita stunting di Lembang
tersebut dan juga dilakukan pemberian informasi pencegahan stunting kepada ibu balita
yang hadir sekitar 45 balita stunting dan juga penimbangan dan pengukuran tumbuh
kembang balita stunting.

Salah satu pernyebab tingginya angka stunting di Lembang Marinding adalah pemahaman
masyarakat yang kurang tentang pentingnya gizi seimbang bagi tumbuh kembang balita.
Rata-rata ibu yang hadir menyampaikan bahwa mereka tidak pernah memberikan daging
kepada anak mereka karena takut anaknya cacingan, padahal kita ketahui Bersama bahwa
untuk mendapatkan daging sebagai konsumsi harian di masyarakat Toraja tidak sulit dan
tidak harus selalu dibeli karena mereka bisa mendapatkannya dalam pembagian daging bila ada upacara adat rambu Solo’ di daerahnya, jelas Jelsi Natalia Marampa, SKM MKKK, adalah putra budayawan Toraja A.T. Marampa  yang sekarang ini mendudduki jabatan selaku Asisten Deputi Ketahananan Gizi dan Promosi Kesehatan Kementerian Koordinator Pembanguna Manusia dan Kebudayaan. (*)

Komentar