oleh

Menggurita Perjudian di Toraja Utara, Kemana Aparat

-News-188 views

Lepongannews.com, TORAJA – Laju aktivitas perjudian di Toraja Utara (Torut), Sulawesi Selatan (Sulsel) kini menjadi pembicaraan yang tak terbendung. Warga dari berbagai kecamatan mengaku resah karena dugaan praktik judi mulai dari adu kerbau, sabung ayam, togel, hingga mesin dingdong kian terang-terangan berlangsung tanpa terlihat adanya penindakan berarti dari aparat.

Kondisi ini memunculkan pertanyaan besar di tengah masyarakat, terutama terkait ketegasan penegakan hukum di daerah yang dikenal sebagai destinasi wisata budaya tersebut.

Informasi mengenai maraknya aktivitas ini tidak hanya beredar dari mulut ke mulut, tetapi juga tersebar luas melalui grup percakapan warga, unggahan warganet, hingga video amatir di media sosial lokal.

Situasi ini semakin menguatkan persepsi masyarakat bahwa perjudian di Toraja Utara sudah berlangsung massif, terorganisir, dan seolah-olah mendapat ruang tanpa halangan.

Salah seorang warga dari Kecamatan Rantepao mengaku beberapa kali melihat kerumunan pada akhir pekan di sebuah lapangan yang diduga menjadi lokasi adu kerbau.

Mesin. Dindong

Menurutnya, tradisi adu kerbau sebenarnya bukan hal baru dalam budaya Toraja, namun belakangan muncul keluhan bahwa kegiatan tersebut disisipi praktik taruhan uang.

“Sebenarnya adu kerbau itu bagian dari budaya. Tapi sekarang banyak yang bilang ada uang yang berpindah tangan. Itu yang buat warga risih,” ujarnya dengan nada kecewa dikutip dalam keterangannya kepada awak media, Rabu (26/11/2025) kemarin.

Di tempat lain, laporan mengenai sabung ayam yang digelar lebih terbuka juga makin menguat. Biasanya, sabung ayam dilakukan tertutup di pekarangan tertentu. Namun beberapa warga Kecamatan Tallunglipu menyebut kegiatan itu justru mulai terjadi di lokasi yang mudah terlihat.

“Pagi-pagi kami dengar ayam berkokok keras dan orang berteriak. Seperti ada taruhan. Yang membuat kami heran, tidak pernah ada penertiban,” tutur seorang pemuda setempat.

Tak berhenti pada adu hewan, aktivitas perjudian lain seperti togel dan dingdong disebut menjadi fenomena yang sulit dihentikan. Warga Tikala, misalnya, mengaku ada lokasi tertentu yang pada malam hari ramai oleh orang-orang yang datang untuk bermain dingdong.

“Yang kami takutkan itu anak-anak muda ikut-ikutan. Tempatnya ramai kalau malam, tapi aparat jarang terlihat,” keluh seorang ibu rumah tangga.

Di tengah maraknya laporan tersebut, yang paling membuat masyarakat bingung adalah minimnya pernyataan resmi dan tindakan nyata dari aparat penegak hukum.

Beberapa warga bahkan menyebut kondisi ini sebagai “ruang abu-abu hukum” karena tidak jelas apakah kegiatan tersebut sebenarnya dilarang, dibatasi, atau sengaja dibiarkan.

“Kadang polisi datang, tapi besoknya muncul lagi. Kami jadi bertanya-tanya, apakah sebenarnya ada yang keliru atau ada yang sengaja dibiarkan,” ujar seorang tokoh masyarakat yang meminta identitasnya disamarkan.

Kebingungan serupa juga muncul dari kalangan pemuda. Mereka menilai maraknya praktik ini dapat merusak citra Toraja Utara sebagai tujuan wisata budaya. Selain itu, muncul kecemasan bahwa generasi muda akan terbiasa melihat praktik ilegal sebagai hal biasa.

Tokoh adat, tokoh gereja, hingga aktivis pemuda kini mendesak pemerintah daerah dan kepolisian untuk memberikan penjelasan terbuka. Mereka menilai bahwa keterbukaan informasi sangat penting agar masyarakat tidak terus berada dalam ketidakpastian.

“Kalau memang ada pelanggaran, tindak tegas. Kalau tidak benar, sampaikan secara resmi. Yang berbahaya itu ketika semuanya dibiarkan tidak jelas,” tegas salah seorang tokoh adat.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian maupun pemerintah daerah terkait situasi yang ramai diperbincangkan masyarakat ini.

Warga berharap adanya langkah cepat, baik berupa operasi lapangan maupun klarifikasi publik, agar isu perjudian yang makin menggila ini tidak berkembang menjadi keresahan yang lebih besar.

***Bar/Yustus

Komentar