Lepongannews.com, TORAJA – Pupuk organik dari sampah menjadi solusi yang efektif untuk mengatasi penumpukan sampah di Toraja Utara.
Hal tersebut disampaikan Salvinus Sawelinggi, Direktur Perumda Mekar Sejahtera,
di kantornya, menyikapi polemik sampah di Toraja Utara pasca pilkada, Selasa (3/12/2024).
Pria yang selalu berkacamata itu, mengatakan pentingnya pengelolaan sampah dengan metode yang ramah lingkungan sangat membantu mengurangi jumlah sampah yang menumpuk di tempat pembuangan sampah.
“Pengolahan sampah menjadi pupuk organik akan mengurangi volume sampah yang menumpuk,” jelasnya.
“Dengan demikian, sampah yang biasanya menjadi masalah dapat diubah menjadi sesuatu yang berguna, seperti pupuk, yang juga bermanfaat bagi lingkungan,” imbuhnya.
Kata dia, Pengomposan sampah organik adalah proses yang memungkinkan sampah dapat diubah menjadi pupuk yang bermanfaat bagi tanah.
“Proses ini melibatkan mikroorganisme untuk mengurai bahan organik dalam sampah,” katanya.
Salvinus menambahkan, “Dengan pengomposan, kita tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga menghasilkan pupuk yang berguna untuk pertanian.” ujarnya.
Lebih jauh Salvinus menjelaskan, bahwa proses pengomposan dapat dilakukan dengan dua cara, aerob dan anaerob.
“Pada metode aerob, sampah diurai dengan oksigen, menghasilkan gas karbon dioksida. Sementara metode anaerob terjadi tanpa oksigen, menghasilkan gas metana dan asam organik,” terangnya.
“Proses anaerob lebih cepat, hanya memakan waktu 4 hingga 14 hari,” sambungnya.
Sosok yang peduli dengan lingkungan ini menerangkan, dalam pengomposan, kualitas kompos yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh penggunaan aktivator.
Dikatakannya, aktivator seperti EM4 atau Starbio dapat mempercepat proses fermentasi.
“Dengan bantuan aktivator, proses pengomposan dapat dipercepat sehingga kompos bisa segera digunakan,” kata Salvinus.
Salvinus menegaskan, penggunaan aktivator ini terbukti efektif untuk memperbaiki kualitas kompos. Proses pengomposan sampah menjadi pupuk organik juga sangat menguntungkan bagi petani.
Menurutnya, Pupuk organik yang dihasilkan dapat meningkatkan kesuburan tanah secara alami.
“Pupuk organik dari sampah ini tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga membantu pertanian dengan meningkatkan kualitas tanah,” ujar Salvinus.
Selain itu, Salvinus mengatakan, pengelolaan sampah secara baik dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Toraja Utara berkomitmen untuk terus mengembangkan pengolahan sampah menjadi pupuk.
” Dengan pengelolaan yang baik, kita dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan meningkatkan hasil pertanian,” tambahnya.
Lebih lanjut Salvinus menilai, pupuk organik dari sampah merupakan solusi cerdas untuk masalah sampah di Toraja Utara. Salvinus berharap, program ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat lebih besar.
“Dengan kerja sama yang baik antara masyarakat dan pemerintah, Toraja Utara bisa menjadi daerah yang lebih bersih dan ramah lingkungan,” pungkas Selvianus.
Sekedar diketahui, polemik sampah di Toraja Utara semakin memanas setelah warga sekitar TPA Karua melarang truk sampah masuk, mengakibatkan penumpukan sampah di Kota Rantepao.
** Beny/Yustus
Komentar