oleh

Simak Sejarah Lampion di Perayaan Imlek

LEPONGAN NEWS – Bagi warga Tionghoa, Tahun Baru Imlek identik dengan keberadaan lampion. Banyak lampion terpasang di klenteng, sekitar jalan termasuk di halaman rumah-rumah warga Tionghoa yang merayakan.

Meski terlihat semarak, lampion bukan sekedar hiasan, namun menjadi identitas kebudayaan warga Tionghoa yang kerap terlihat pada perayaan Imlek setiap tahunnya. Lampion juga memiliki sejarah dan makna tersendiri bagi masyarakat Tionghoa.

Sejarah dari Lampion Perayaan Imlek

Pada awalnya, Sejarah Lampion berfungsi sebagai pelita atau alat penerangan masyarakat China. Selain berfungsi sebagai sumber cahaya di malam hari, lampion juga digunakan untuk mengusir hewan dan serangga. Fase ini terjadi di masa kepemimpinan Dinasti Han Barat pada periode 206 SM-9 Masehi, serta Dinasti Han Timur pada periode 25-220 Masehi.

Di saat itu, pembuatan lampion masih sangat sederhana dan terbuat dari jerami, bambu dan kayu yang diberi sebatang lilin di bagian tengahnya. Agar tidak mati tertiup angin, Alat penerangan itu diberi kertas yang mengelilingi seluruh bagian sisinya.

Biasanya lampion terbuat dari warna merah yang memiliki makna tersendiri bagi masyarakat Tionghoa.

Dan seiring waktu lampion lalu diikutsertakan oleh para biksu Buddha di Tiongkok sebagai bagian dari ritual ibadah, di hari ke-15 pada bulan pertama kalender bulan. Berawal dari inilah lampion menjadi ciri khas perayaan tahun baru Imlek serta menjadi cikal bakal Festival Lampion yang diselenggarakan hingga saat ini.

Lampion mulai difungsikan secara lebih modern saat periode Dinasti Tang di tahun 618-907 Masehi. Masyarakat Tiongkok mulai memakai lampion untuk beberapa jenis perayaan yang maknanya lebih luas. Misalnya, sebagai rasa syukur atas kehidupan yang damai tentram dan lain sebagainya.

Makna Lampion

Anda mungkin kerap melihat lampion cantik yang selalu tampil dengan warna merah. Tidak hanya itu, saat perayaan Imlek selalu ditemukan berbagai ornamen lainnya berwarna merah seperti lentera, amplop angpao, pernak-pernik sampai pakaian yang dipakai di hari tersebut.

Pada budaya China, warna merah pada lampion memiliki arti perwujudan harapan agar di tahun yang baru, kehidupan akan dipenuhi dengan rezeki, kebahagiaan serta keberuntungan juga  kemakmuran.

Selain itu, Legenda Tiongkok mengisahkan bahwa lampion merah diyakini mampu mengusir kekuatan jahat yang datang dari monster bernama Nian. Kehadiran Nian sangat meneror dan mengganggu penduduk karena makhluk tersebut senang memakan tanaman, hewan ternak, hingga anak-anak.

Nian memiliki sosok menyerupai seekor banteng jantan berkepala singa. Diyakini bahwa Nian hanya takut pada 3 hal berupa kobaran api, suara bising dan warna merah. Karena itu pula, saat merayakan Imlek, masyarakat Tionghoa memakai baju serta ornamen Imlek berwarna merah yang memang dipercaya bisa mengusir makhluk tersebut. Tumpukan bambu dibakar menimbulkan gemeretak suara yang keras. Seiring waktu bambu digantikan dengan petasan dan kembang api yang digunakan untuk menakuti Nian dan membuatnya pergi.

Kini pemasangan lampion dipercaya dapat membuat penghuni rumah dari ancaman kejahatan. Lampion akan digantung di depan rumah ataupun sebuah bangunan serta di jalan-jalan sebagai lambang untuk mengusir roh jahat. Selain itu, lampion dibuat menjadi bagian dekorasi serta ornamen pelengkap untuk memeriahkan banyak acara masyarakat Tionghoa seperti saat Tahun Baru Imlek dan lain sebagainya. Lampion sebagai simbol kebanggaan pada budaya masyarakat Tionghoa.

Saat ini lampion tampil lebih modern, lebih cantik dengan beragam motif menarik. Untuk lampion imlek Terbaik dengan banyak motif unik dan harga lebih terjangkau, Anda bisa mendapatkannya dengan berbelanja di Blibli. Mulai dari lampion berbahan beludru sampai lampion jenis LED bisa Anda temukan di sini. Selain mendapatkan pengalaman berbelanja praktis tanpa harus keluar rumah, Anda juga bisa mendapatkan beragam penawaran menarik seperti promo harga lebih murah serta voucher gratis ongkos kirim. (*/dirman)

Komentar