LUTRA, Lepongannews.com – Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Luwu Utara, I Komang Krisna, Rabu (16/9/2020), kembali mengumumkan perkembangan Covid-19 di Posko TGC, Jalan Simpurusiang Kelurahan Bone Tua Kecamatan Masamba.
Yang mana pihaknya menyampaikan bahwa hingga hari ini kasus terpapar virus corona sudah mencapai 146 orang dan wafat 9 orang. Hal ini menandakan potensi penularan lokal atau transmisi lokal di tengah masyarakat masih tinggi, sehingga pihaknya meminta agar protokol kesehatan saat normal baru bisa benar-benar dipatuhi.
“Jadi positivity rate-nya masih cukup tinggi. Ini juga menunjukkan tingkat penularan di masyarakat juga masih cukup tinggi, sehingga perlu kewaspadaan kita bersama terkgusus kewaspadaan individu,” terangnya.
Dengan demikian jumlah positif Covid-19 sampai dengan Rabu (16/9/2020) secara akumulasi sebanyak 146 kasus.
“Berarti transmisi lokal penularan dari orang ke orang semakin meluas. Jadi hanya tiga Kecamatan pegunungan yakni Rongkong, Seko, dan Rampi yang masih terbebas dari Covid-19,”ucapnya.
Dari hal tersebut, I Komang Krisna menyampaikan kepada warga masyarakat di Bumi Lamaranginang julukan Kabupaten Luwu Utara, bahwa virus corona belum selesai dan masih ada terus peningkatan di sekitar kita.
“Walaupun kita sudah sebanyak melakukan swab, berarti kita punya risiko akan meningkatkan kasus yang ditemukan. Sekali lagi positivity rate-nya hampir 20 persen, jadi tingkat penularannya masih sangat tinggi,” jelasnya lagi.
Sekadar diketahui I Komang Krisna menyebut ada beberapa pasien positif adalah tenaga kesehatan baik di rumah sakit maupun di Puskesmas.
“Ini merupakan introspeksi kami di Tim Kesehatan baik di rumah sakit maupun di Puskesmas, untuk lebih disiplin, tertib di dalam melakukan protokol kesehatan sesuai SOP yang ada, baik pemakaian APD maupun protap yang lainnya,” terang dia.
Selain itu, lanjut Juru Bicara (Jubir) Covid-19 Lutra, pihaknya masih menemui kendala di masyarakat, karena masih ada yang tidak mau dilakukan pemeriksaan swab karena kontak dengan penderita, dengan berbagai alasan.
“Padahal pemeriksaan swab ini sangat penting, untuk kewaspadaan diri kita, termasuk keluarga dan orang-orang terdekat kita,” tambahnya mengingatkan.
Kalau kita tidak mau di swab, kata I Komang Krisna, padahal kita merasa pernah kontak dengan penderita, maka itu akan rugi sendiri.
“Sebab nanti kalau kita masuk dalam OTG bisa menjadi risiko di keluarga kita. Untuk itu kami mohon bantuan dan partisipasinya kepada semua pihak,”harapnya.
Kalau ada tim dari Puskesmas yang sedang melakukan telusur atau tracing dalam rangka peningkatan testing, mohon dibantu.
“Tracing dilakukan, bukan berarti anda sudah positif, kita mencari kewaspadaan dini. Kalau tahu harus dilakukan treatment, apakah dilakukan isolasi mandiri atau harus di rumah sakit,” ungkapnya lagi.
Sekali lagi, kata dia, Covid-19 bukan aib bagi kita, karena semua bisa terkena.
“Tetap semangat. Tetap 3M. Memakai masker. Mencuci tangan dan menghindari kerumunan,” pungkasnya.(yus)
Komentar