oleh

UCMAS Toraja Utara Berangkatkan 25 Siswa, Ikuti Olimpiade Nasional di Denpasar

-News-83 views

 

Lepongannews.com, TORAJA – Wakil Bupati Kabupaten Toraja Utara (Torut) Sulawesi Selatan (Sulsel), Andrew Branch Silambi didampingi Kadis Pendidikan Martinus Manatin melepas 25 siswa-siswi Universal Concept of Mental System (UCMAS) Toraja Utara ke Denpasar Bali Malaysia untuk berlaga di olimpiade nasional aritmatika yang akan bertanding pada 29 Juni 2025.

 

Hari ini kami melepas 25 siswa-siswi UCMAS Toraja Utara (Torut) ikuti olimpiade nasional Aritmatika di Denpasar Bali, Rabu (25/6/2025).

 

Sebelum dilepas siswa-siswi memperlihatkan kemahiran dan jago hitung dihadapan Wakil Bupati Toraja Utara, Andrew Branch Silambi dan Kadis Pendidiksn Martinus Manatin.

 

Hal ini dalam rangka membekali dan memberi motivasi semangat penguatan peserta dan perwujudan 25 siswa UCMAS Toraja Utara berprestasi yang memiliki kompetensi dalam bidang aritmatika,” sebut Wakil Bupati.

 

Menurutnya, pemerintah daerah melalui UCMAS Toraja Utara bangga anak UCMAS memperlihatkan jago hitungnya di olimpiade nasional Denpasar dan jaga keehatan makan supplemen vitamin.

 

Andrew B Silambi Wakil Bupati Torut juga berharap untuk 25 anak-anakku jaga kekompakan team dan jaga kesehatan selama kegiatan pertandingan dan Wakil Bupati juga berharap lomba di tingkat nasional nanti dapat menjadi juara membawa nama baik Kabupaten yang berjuluk Bumi Pongtiku (Toraja Utara, red).

 

“Saya minta kepada semua masyarakat Bumi Pongtiku dapat mendoakan agar anak-anak kita yang berlomba di Bali, dapat menjadi juara terbaik ditingkat nasional untuk ikut lagi lomba Sempoa Internasional kedepannya,” sebutnya.

 

Sementara owner UCMAS Toraja Utara dan Tana Toraja, Linus Bua mengatakan bahwa, target untuk mengikuti olimpiade aritmatika di Denpasar harus berjuang bertarung dengan Kabupaten lainnya di Indonesia untuk juara.

 

“Dia mengaku optimistis anak didiknya mampu memberikan prestasi yang terbaik di olimpiade nasional aritmatika Denpasar,” terangnya.

 

Sekadar diketahui 25 siswa UCMAS Toraja Utara tersebut yakni, Mikael Gavin Palumpun dari SD Kristen 5 Rantepao, Anastasya Marlin dari SD Katolik Rantepao, Jaya Atmaja Palebangan dari SDN 3 Rantepao dan Stevani Alarnea Kendek dari SD Kristen 5 Rantepao.

 

Alvin Thony dari SMPN 1 Rantepao, Poetra Iyan Pratama SMPN 1 Rantepao, Emrich Arung Endekan Balatasi dari SDN 1 Rantepao, Muh Iffat Alfarizi dari SDN 3 Rantepao dan Bennet Arun Palebangan dari SDN 4 Sesean.

 

Anelmay Girlone dari SDN 8 Rantetayo, Aerelyn Bellvania Gala dari SD Kristen 5 Rantepao, Gabriel Lep Araret dari SD Katolik Rantepao, Deodatus Casey Gusman dari SD Katolik Renya Rosari, Grace Giselia Lipu’ dari SDN 2 Tallunglipu, GalenFred Aray Patinggi dari SD Lentera Harapan Rantepao, Aldrich Arung dari TK Kasih Persaudaraan, Gatan Z A Patinggi dari SD Lentera Harapan Rantepao, Galen Fred A Patinggi SD Katolik Rantepao.

 

Crescentia Ratu Patinggi dari TK Katolik Rantepao, Napoleon L Paseranan dari SD Kristen 5 Rantepao, Aquina Lean Langi dari SD Kristen 5 Rantepao, Richard K Polii SD Lentera Harapan Rantepao, Nathasa AS Tandipadang dari SD Kristrn Anugerah Malangngo, dari SD Katolik Rantepao yakni Nediva S Herman, SD Katolik Rantepao dan dari SD Lentera Harapan Rantepao atas nama W Amadeo Herman serta Andella C Herman dari SD Katolik Rantepao.

 

Linus Bua owner UCMAS Toraja Utara dan Tana Toraja menambahkan bahwa, jago hitung cepat dengan methode Mental Aritmatik Sempoa. Pola dasarnya berpikir anak yang terbentuk di usia 4-12 tahun secara maksimal, dengan pendidikan mental aritmatika sempoa, maka kemampuan kerja otak seperti ingatan, imajinasi, penemuan, pengertian, ketekunan, kemandirian dan penglihatan akan meningkat.

 

“Dengan belajar menghitung cepat otak kanan anak akan menjadi lebih aktif, sehingga elemen otak yang lain juga akan bekerja lebih optimal. Dan didukung dengan metode sempoa dua tangan, maka kelebihannya terletak pada faktor kecepatan, menghemat langkah, dan lebih cepat mengoperasikan sistem hitung,” jelasnya.

 

Linus Bua menerangkan bahwa, pelopor sempoa dua tangan enam jari sudah ada di Toraja.

 

” Program yang mengoptimalkan fungsi otak sebelah kanan seorang anak, sehingga dapat berhitung dengan cepat. Dengan teknik sempoa bayangan, anak dapat menunjukkan kemampuan berhitung dengan cepat dan tepat,” tambahnya.

 

Secara harzfiah ‘Mental Aritmatika’ adalah berhitung dengan menggunakan pikiran, tanpa alat bantu apapun.

Jadi kapan sempoa diperlukan? Sempoa berfungsi sebagai alat bantu sementara.

 

Dengan latihan dan metode yang tepat, tidak membutuhkan waktu yang lama agar mental aritmatika mulai dapat diterapkan. Sehingga setiap melakukan perhitungan kita tidak perlu membawa-bawa sempoa ditangan. Methode ini praktis untuk berhitung lebih cepat tanpa alat bantu apapun.

 

*** Megasari/Yustus

Komentar